Label

Translate

Sabtu, 08 Maret 2014

MAN 2 Kudus Raih Madrasah Award | Kategori Madrasah Riset


KUDUS – Setelah lebih dari lima tahun menerapkan pendidikan berbasis riset, MAN 2 Kudus tidak hanya mengukir prestasi dengan sejumlah kejuaraan dalam berbagai penelitian.
Sekolah yang memulai basis risetnya pada tahun 2010 lalu ini akhirnya dinobatkan sebagai madrasah berbasis riset dalam Madrasah Award yang diberikan oleh Kementerian Agama (Kemenag) Pusat.
Kepala MAN 2 Kudus Drs. H. Ahmad Rif an MAg mengatakan, keberhasilan itu tidak lepas dari kerja keras seluruh siswa, guru, dan pihak yang terlibat langsung dengan pengembangan MAN 2 Kudus.  Proses keberhasilannya dimulai saat pihaknya mengajukan portofolio tentang gambaran pendidikan di MAN 2 Kudus dengan basis risetnya.

“Setelah melalui tahap survei untuk membuktikan kebenaran portofolio tersebut, saya bersama pembimbing penelitian, Muhammad Miftakhul Falah MPd MSi, mempresentasikannya di Bandung hingga Minggu (1/11).  Akhirnya kami diumumkan sebagai peraih juara pertama Madrasah Award”, terang Rif an.
Menurut Rif an, keberhasilan itu justru menjadi tantangan tersendiri dalam mengembangkan riset di sekolahnya.  Apalagi kegiatan riset akan ikut dibiayai langsung dari Kemenag selama tiga tahun ke depan dengan syarat kontrak prestasi.  Hal itu membuatnya menargetkan berbagai penelitian yang akan menang dalam lomba berskala local dan nasional.
Teruskan Prestasi
“Target kami meneruskan prestasi yang kami torehkan dalam lomba karya tulis ilmiah remaja yang diselenggarakan oleh LIPI.  Selain itu, juga lomba di ajang penelitian lainnya”, katanya.
Ke depan, lanjut Rif an, tidak hanya penelitian ilmiah dengan dasar sains, namun pihaknya juga akan mengembangkan penelitian agama, sosial dan bahasa.  Beberapa target penelitian telah dirancang untuk meramu hasil penelitian yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
Penelitian yang menjadi basis di sekolah itu, menurut Rif an, tidak hanya menyertakan penelitian dalam kegiatan kegiatan ekstrakurikuler.  Namun kegiatan penelitian secara khusus masuk ke dalam kegiatan intrakurikuler yang wajib diikuti siswa kelas unggulan.  Hasilnya, hampir seluruh siswa yang terlibat, bisa menghasilkan karya yang inovatif dan hasil penelitian yang bermanfaat.  Karya-karya itu semakin menguatkan madrasah tersebut sebagai sekolah berbasis riset yang memadai.
Sementara itu, untuk hasil penelitian dan karya inovatif siswa yang telah ada rencananya akan dikerjakan dengan pihak ketiga yang berminat untuk memproduksi secara massal.  Seperti alat pembelah durian, gendongan bayi multifungsi (bisa digunakan untuk latihan berjalan), jas hujan multifungsi (bisa jadi tenda), dan handle portable.
“Jika ada perusahaan yang berminat tentu bisa diproduksi secara missal.  Untuk itu, kami juga akan mematenkannya”, kata Rif an. (H76-60)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar