Rasa Cinta dalam Pendidikan
Posted on 17
maret 2014 by M.Syafril Abid
Sebagai salah satu bentuk emosi individu, rasa cinta
bisa hadir dalam subjek dan objek serta situasi yang beragam. Dalam pendidikan
pun sebenarnya terdapat rasa cinta, baik yang dialami oleh guru, siswa, atau
orang lainnya yang terlibat dalam pendidikan.
Sebagai perwujudan dari sikap profesionalnya, selain
dituntut untuk dapat memiliki rasa cinta terhadap pekerjaan yang digelutinya,
seorang guru juga penting untuk dapat memiliki rasa cinta terhadap peserta
didiknya. Bentuk manifestasi cinta guru terhadap peserta didiknya tentunya
berbeda dengan bentuk manifestasi jenis cinta lainnya, seperti cinta erotis,
cinta Tuhan, atau cinta orang tua.
Walaupun dalam kasus-kasus tertentu didapati tumpang
tindih dalam mewujudkan rasa cintanya, dimana kecintaan terhadap peserta didik
berubah menjadi cinta erotis, yang tentu saja menjadi sangat berbeda dan
bertolak belakang dari makna yang sesungguhnya.
Perasaan cinta guru terhadap
seluruh peserta didiknya merupakan hal yang amat penting dan dianggap sebagai
alat utama dalam pendidikan. Hal yang menjadi tragis ketika para pendidik
senantiasa disibukkan dan dituntut untuk menguasai bahan ajar atau
mengembangkan metode dan teknologi pembelajaran tertentu, tetapi mereka justru
melupakan pentingnya rasa cinta terhadap peserta didik. Penguasaan bahan
ajar dan metode dan teknologi pembelajaran oleh guru memang penting, tetapi
jika proses pendidikan harus melupakan aspek cinta sebagai alat utamanya maka
pendidikan akan terasa menjadi kering dan kehilangan ruhnya.
Mungkin kita bertanya, kenapa mahasiswa berdemo secara
anarkis? Kenapa ada sekelompok siswa perempuan membentuk gank yang
menebarkan kebencian? Kenapa ada orang berpendidikan tinggi dan memperoleh
gelar sarjana, tetapi mereka justru menimbulkan kesengsaraan kepada banyak
orang melalui perilaku korupsinya?
Tampaknya disinilah pentingnya pendidik untuk dapat
mengembangkan rasa cintanya secara konstruktif dalam berhubungan dengan
siswanya, yang diwujudkan dalam bentuk rasa empati, memperhatikan
kebahagiaan, kesejahteraan dan perkembangan dari para peserta didiknya,
melakukan berbagai upaya dan turut membantu para peserta didiknya untuk
mendapatkan kebahagiaan, kesejahteraan, dan kemajuan.
Melaui proses pendidikan yang didasari rasa cinta,
pada gilirannya selain dapat mengantarkan seseorang memperoleh pengetahuan dan
keterampilan yang tinggi, meraih kedudukan yang terhormat dan kekayaan yang
melimpah, juga diharapkan dapat membelajarkan kepada peserta didiknya untuk
mengenal dan memiliki rasa cinta, sehingga mereka dapat tumbuh dan berkembang
menjadi sosok -manusia yang penuh kecintaan, baik terhadap dirinya, sesamanya
dan Tuhannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar